Monday, April 26, 2010

Effect of Global Warming, Have we awared on THIS?!

Effect of Global Warming seems to be encountered in Jakarta, and in all other countries. Everywhere is having extreme climate changes. In Jakarta, the weather is very hot which is worse than previous years. This probably due to many engines are running around, and wasting goods are increasing which could be car engines, motorcycle engines, factory machines, plastic bags, and IT Networking equipments.
But, please don't point to each other who cause of global warming. We are allowed to spend much more items specifically that cause global warming. As a return, please, at least do SOMETHING!
For readers that accidentally visit my page here, please help to distribute to anyone.

The following ways can be done easily.
- Don't use/buy from Supermarket/MiniMarket/Traditional Market/Superstore/BookStore or any Market and Store that do not provide eco-friendly bag for carrying our items. Some provide eco-friendly bag but we need to pay for that. What a ridiculous! Imagine, they save how much plastic wasting bag if they provide us eco-friendly bag? Some of them, even, say they are "participating on global warming reduction and preventing environment from being broke by unresponsible people/company" But in reality, they cause global warming indirectly.

- Don't always start your vehicle engines, if you just go nearby, just walk(This is the best way) or use bicycle(It's best if you buy used bicycle, imagine how much it cost the environment to produce a new one?)

- Start planting small little plant in your house or in front of your house.

- For IT People/Company that stated they care for global warming, Hey wake up! please look at your IT Department. Are you using eco-friendly gears? What I meant here like Refurbished networking equipment? Refurbished Servers? Refurbished printers? Refurbished Computers? BIG NO!.
Some thinks of prestige, they just want to have good technology and good image of the company operation by buying a new equipment without considering to buy for REFURBISHED.
Refurbished one is GOOD as well, we care not to produce a new equipment that cost a lot for environment. So, we did re-optimizing all gears to be used as similar to NEW without reducing their performance.

Finally, for readers please pursue your friends or company to do those four solving ways.

Let's start counting from the first reader that join this and let us make a group that making people aware of this.
Group will be started once reader that comments on this reach to 10 people to assure that alot people aware of global warming!

Wednesday, April 21, 2010

CPRO: Kreditor CPRO Beri Persetujuan Kondisi Standstill(01/02)

PT Central Proteinaprima Tbk (CPRO) berhasil memperoleh persetujuan syarat-syarat dan
kondisi dari Standstill Agreement atas obligasi anak usahanya, Blue Ocean Resources (BOR)
yang mengalami gagal bayar.

Jika kesepakatan Standstill Agreement tersebut telah ditandatangani oleh perwakilan pemegang
obligasi dan perseroan dan dinyatakan efektif serta sah, maka peringkat CPRO akan dikaikkan
dari RD ke C oleh Fitch Ratings. (detik/uth)

CPRO: Negosiasi Obligasi CPRO Belum Tuntas(02/02)

PT Central Prima Proteinaprima Tbk masih berupaya meminta persetujuan restrukturisasi surat utangnya
senilai US$325 Juta dengan mayoritas investor pemegang obligasi, pascatertundanya pembayaran kupon
bunga senilai US$17 juta. Sekretaris Perusahaan CP Prima mengatakan perwakilan pemegang obligasi
sedang berupaya mendapatkan tanda tangan dari pemegang obligasi lainnya, guna memperoleh persetujuan
lebih dari 50% jumlahinvestor pemilik pokok terutang.(bisnis/yc)

CPRO: Revitalisasi Tambak Udang(05/02)

PT Central Proteinaprima Tbk (CPRO) merevitalisasi tambak Aruna Wijaya Sakti secara bertahap
pada 2010. Revitalisasi dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi keuangan perseroan. (Vivanews/nlt)

CPRO: Petambak Plasma Desak CP Prima Lepas Dipasena(08/02)

PT Central Proteinaprima Tbk (CPRO) telah menghabiskan lebih dari Rp 1 T untuk revitalisasi
tambak udang PT Aruna Wijaya Sakti dan PT Wachyuni Mandira dari anggaran sebelumnya sekitar
US$ 171 juta. Perusahaan menunda revitalisasi karena keterbatasan belanja modal
(capital expenditure/capex). Corporate Communications Manager Central Proteinaprima mengatakan,
perseroan menerapkan prinsip kehati-hatian (prudent) dalam proses revitalisasi tambak itu.(vivanews/yc)

CPRO: Revitalisasi Tambak CPRO Telan Rp 1 T(08/02)

PT Central Proteinaprima Tbk (CPRO) telah menghabiskan lebih dari Rp 1 T untuk revitalisasi
tambak udang PT Aruna Wijaya Sakti dan PT Wachyuni Mandira dari anggaran sebelumnya sekitar
US$ 171 juta. Perusahaan menunda revitalisasi karena keterbatasan belanja modal
(capital expenditure/capex). Corporate Communications Manager Central Proteinaprima mengatakan,
perseroan menerapkan prinsip kehati-hatian (prudent) dalam proses revitalisasi tambak itu.(vivanews/yc)

CPRO: Dapat Restu Penundaan Bayar Obligasi Hingga Juni 2010(18/02)

PT Central Proteinaprima Tbk (CPRO) berhasil memperoleh restu dari para kreditur
untuk menunda pembayaran cicilan obligasi global hingga akhir Juni mendatang.
Albert Sebastian, Sekretaris Perusahaan CPRO, mengatakan perjanjian standstill
atau penundaan pembayaran antara CPRO dengan pemegang obligasi Blue Ocean
Resources telah menjadi efektif. Perjanjian tersebut berlaku hingga 28 juni 2010.
(kontan/uth)

CPRO: Fadel beri waktu 3 bulan untuk CP Prima(18/02)

Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad memberi batas waktu kepada CP Prima untuk memutuskan berlanjut tidaknya proses revitalisasi tersebut. “Kami beri waktu tiga bulan, jika tidak, kami akan mendesak mereka (CP Prima) jual ke investor lain,” kata Fadel, Rabu (17/2).

Menurut Fadel, saat ini sudah ada beberapa investor yang melirik tambak CP Prima itu. "Satu dari dalam negeri, satunya lagi dari Malaysia," katanya, enggan memerinci.

Selain mengelola PT Aruna Wijaya Sakti, saat ini CP Prima mengelola dua perusahaan udang lain di Lampung, yakni PT Central Pertiwi (CP) Bahari (eks Bratasena) dan PT Wahyuni Mandira. Total luas ketiga tambak tersebut mencapai 59.000 hektare (ha), plus konsesi pengembangan lahan 186.250 ha. Ini merupakan yang terluas di dunia.

(Kontan/btr)

CPRO: Peringkat CP Prima Naik(22/02)

Fitch Ratings mendongkrak peringkat PT Central Proteinaprima Tbk dan obligasinya senilai US$325 juta
dari semula RD (Restricted default/gagal bayar terbatas) menjadi C. Analis Fitch mengatakan peringkat itu
diditetapkan menyusul pengumuman manajemen mengenai tercapainya perjanjian masa tenang
(standstill agreement) pada 17 Februari, yang disepakati lebih dari separuh pemegang obligasi.(bisnis/yc)

CPRO: CP Prima Kembali Minta Suspen Saham Dicabut(22/02)

PT Central Proteinaprima Tbk (CPRO) kembali meminta PT Bursa Efek Indonesia (BEI)
untuk membuka kembali penghentian sementara perdagangan (suspen) saham perseroan.
BEI menghentikan sementara perdagangan saham CP Prima sejak 1 Februari 2010.
(vivanews/uth)

CPRO: Siap Ajukan Perpanjangan Standstill(23/02)

PT Central Proteinaprima Tbk (CP Prima) akan mengajukan kembali perpanjangan standstill kepada
kreditur jika hingga 28 Juni 2010 belum mencapai kesepakatan restrukturisasi utang obligasi.

Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia sore ini disebutkan CP Prima
mengantongi 57,4% dari nilai obligasi Blue Ocean Resources US$325 juta, sehingga perjanjian
standstill menjadi efektif hingga 28 Juni 2010. (Bisnis/nlt)

CPRO: Jual Aset Anak Usaha(12/03)

PT Central Proteinaprima Tbk (CPRO) menjual aset anak usaha senilai Rp103 miliar. Aset
tersebut merupakan milik anak usaha perseroan, PT Centra Windu Sejati yang berlokasi di
Medan dan Surabaya. Aset milik Central Windu Sejati tersebut dijual kepada SHS International
yang merupakan afiliasi dengan CP Prima melalui PT Central Pertiwi. Aset-aset yang dijual tersebut
meliputi cold storage dan procesing plants. (Investor/nlt)

CPRO: Central Proteinaprima Tbk belum bisa balikkan kinerja(31/03)

PT Central Proteinaprima Tbk pada 2009 belum dapat membalikkan kinerja perusahaan dan tetap menangguk
kerugian. Kendati belum mencetak laba, perusahaan mampu memperkecil kerugian yang diderita sebesar
46,66% dari Rp407,18 miliar pada 2008 menjadi Rp217,17 miliar. Rugi per saham pada 2009 menjadi
Rp5,4 dari Rp19,4 pada 2008.

Penjualan juga merosot sebesar 16,29% dari Rp8,16 triliun pada 2008 menjadi Rp6,8 triliun pada 2009,
sedangkan beban pokok penjualan berkurang 9,51% dari Rp6,62 triliun menjadi Rp5,99 triliun. (bisnis/gps).

CPRO: Tekan Kerugian 47%(01/04)

Penjualan bersih PT Central Proteinaprima Tbk (CPRO) merosot 16,37% menjadi Rp6,83 triliun
pada 2009 dibanding tahun sebelumnya Rp8,17 triliun. Penurunan itu antara lain disebabkan
anjloknya harga udang di pasar internasional dan penurunan volume ekspor ke berbagai negara,
khususnya US dan Eropa. Kendati demikian, manajemen CPRO berhasil mengurangi kerugian
sekitar 47% mejadi Rp217,17 miliar dari tahun sebelumnya Rp407,18 miliar. (Investor/nlt)

CPRO: BEI Evaluasi Kinerja CP Prima(07/04)

Bursa Efek Indonesia (BEI) terus melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja keuangan PT Central
Proteinaprima Tbk (CPRO) yang mencatat rugi bersih sebesar Rp 217,17 miliar serta dampaknya terhadap
mekanisme pelunasan bunga kupon obligasi senilai US$ 17,9 juta.

CP Prima gagal bayar (default) bunga kupon surat utang senilai US$ 17,9 juta belum lama ini. Penyebab
default adalah serangan virus sehingga kinerja keuangan terganggu. Perseroan melalui anak usahanya,
Blue Ocean Resources Ltd, menerbitkan obligasi sebesar US$ 325 juta pada 2007 dan akan jatuh tempo
tahun 2012. (detik/gps).

CPRO: Perbankan Menghentikan Kredit(16/04)

Kegagalan panen PT Central Proteinema Tbk (CPRO) bukan hanya berpotensi gagal bayar obligasi,
tapi juga terhentinya aliran kredit untuk modal kerja anak usaha. Dua anak usaha CPRO, PT Aruna Wijaya
Sakti dan PT Wachyuni Mandira, memiliki perjanjian pinjaman dengan PT Bank Rakyat Indonesia
Tbk (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Nilai pinjaman yang disetujui maksimal Rp1,05 triliun
dengan sifat revolving (berkelanjutan). Pinjaman untuk modal kerja dan investasi yang semestinya
berkelanjutan itu terancam dihentikan karena prospek kinerja CPRO yang belum pasti akibat gagal panen.


Pihak Bursa Efek Indonesia (BEI) mengaku terus memantau perkembangan kinerja CPRO yang mencatat
rugi bersih hingga Rp217,17 miliar selama 2009. (Okezone/nlt)

CPRO: Hadapi CP Prima, KemenKP Tidak Tinggal Diam

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KemenKP) tidak diam menghadapi persoalan yang membelit CP Prima
yang menggarap lahan bekas Dipasena tersebut. Pemerintah sudah menawarkan agar CP Prima
mangendeng petambak yang memperoleh KUR (Kredit Usaha Rakyat) untuk menggarap lahan yang tidak
produktif. (kontan/gps).

CPRO: Pemerintah Mengaku Sudah Maksimal Bantu CP Prima(16/04)

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Made L. Nurdjana mengaku sudah maksimal dalam membantu
produktivitas di lahan tambak milik CP Prima. Bahkan, unitnya juga sudah menawarkan teknologi yang
akan membantu kebersihan dan mutu air pada pengelolaan tambak. Asal tau saja, tambak Aruna mengalami
sempat mengalami ketergangguan akibat serangan virus. (kontan/gps).

CPRO: Produksi Udang Terancam (19/04)

Ratusan petak tambak PT Aruna Wijaya Sakti (eks Dipasena Citra Darmaja) di Lampung belum juga
beroperasi usai panen pada Januari lalu. Hampir separuh dari 1.806 petak tambak di Blok II dan II
kampung Utama Dipasena tidak beroperasi.

Sebenarnya, petambak sudah berusaha mendapatkan informasi dari manajemen dari PT Central
Proteinaprima Tbk (CP Prima). Tapi, informasi tentang kepastian tebar benih baru tidak kunjung
mereka peroleh. CP Prima selalu berdalih bahwa mereka sedang kesulitan dana. jika melihat luas
lahan tambak yang belum ditebar benihnya, jumlah panen udang CP Prima tahun ini bisa anjlok 50%
dibanding produksi tahun lalu. Sampai September 2009, CP Prima mampu memproduksi 7.565 ton
udang beku dan 2.022 udang kering. (Kontan/nlt)

Tuesday, April 6, 2010

A New incoming prospective chance

After passing through a relaxing discussion of some opportunities, this comes to conclusion that we should be getting faster to get involve into more focused on this prospective field.
BUT......................
In theory, there are a lot of "BUT"s so need to have bigger gut, taking risk, calculate maximum loss "IF" we meet any obstacles.
It's nothing lose to try "BUT" another problem is not enough capacity of supporting item which is called "BUDGET".
So, do we just let this chance go?

Sunday, April 4, 2010

Believe in Rotation of fate!

There is period when somebody is up and down. DO you believe in that?
UP means for income, family, business, etc which are in good, extremely best incoming results.
and Down is the vice versa.
So, when you are on top of other, or any people around you. Please just don't look down of them or try to be arrogant. As you will get the "KARMA" of what you have done! Either that is good or bad "Karma" depending on what you have given to people.

Some people around us, sometimes they just don't realize that they have been given chance to be better than anyone and they start acting like they own everything even won't respect others.

By posting this, I just would like you all know that there is feedback of what you did in the past, either that is good or bad.

So, please look at yourself in the mirror, ask yourself......
- Have I tried to be good to others?
- Have I done enough to make others happy?
- Could I stay alive without others' help?
- Could I be like now if without money or any commercial things?
- ETC.....................................................

Those are just some ways to think to be a better person for others.

Remember there is rotation of your fate!